Waspada Perlu!

1726 Kata

Tidurnya gelisah, bukan hanya malam ini. Setelah menjalani transplantasi, ia selalu merasa tidak tenang saat tidur. Sempat merasa nyenyak, lalu kembali mimpi yang aneh. Felora membuka mata, menarik napas dalam-dalam. Merasa keningnya berkeringat, kemudian ia duduk dan menerapkan pengaturan napas yang tenang. Tangannya terulur, menyentuh dadanya. “Tenanglah Felora, hanya mimpi...” bisiknya. Lantas ia minum sedikit, kembali tidur meski tidak langsung memejamkan matanya. Ia menghidupkan lampu tidur di atas nakasnya, Felora memainkan cincin di jemarinya. Terus begitu sampai akhirnya memaksa diri untuk kembali tidur. Waktu berjalan, sepertinya belum lama sampai alarm ponsel menandakan pagi sudah datang. Felora mematikan tanpa membuka mata, lalu lanjut tidur. Kesiangannya membuat Kikan c

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN