Kikan dan Halim menatap pria yang baru saja datang, duduk di hadapan mereka. Bukan hanya dari rekaman CCTV, kini saat duduk dan menatap nyata, Kikan memerhatikan mantan suaminya yang berubah banyak. Ekspresi lelahnya tak bisa ia sembunyikan. Entah sekeras apa kehidupan yang Hanan jalani selama ini. Halim menoleh pada istrinya lalu ia menarik tangannya ke bawah meja, menyentuh tangan Kikan yang mengepal. Mengusap pelan, buat Kikan menoleh, Halim memberi tatapan menenangkan sekaligus menyadarkan Kikan jika ada dirinya yang selalu bersamanya. “Terima kasih sudah bersedia mengajakku bertemu,” ujar Hanan memulai, diberi waktu oleh dua orang di depannya, bahkan masih bersedia menemuinya saja sudah kerendahan hati dari keduanya. Bila orang lain, atau bahkan Hanan sendiri yang jadi mereka, bel