Lutut Seanna lemas bagaikan tak bertulang, pasca pelepasan hebat menggulung dalam posisi kurang mengenakkan. Kini dia terbaring pasrah, menatap Hendrian sayu yang sudah berpakaian lengkap walau agak acak-acakan. Pria itu duduk di bangku kemudi, mulai melajukan mobil menjauh dari jalan sepi untuk membawanya pulang. “Maaf saya agak kasar,” ucap Hendrian pelan, melihat Seanna sekilas dari kaca spion. Istri kecilnya benar-benar berantakan, dengan pipi merona, bibir membengkak, rambut sedikit awut-awutan. Sungguh pengalaman yang menakjubkan, Hendrian berpikir mungkin tadi dia benar-benar kehilangan akal sehat. Rasanya berkali lipat lebih ... apa sebutan yang pas? Mungkin ... sangat nikmat. “Om, aku ngantuk.” Seanna merengek dengan mata setengah terpejam, “Tapi celana dalamku di mana, ya? Om t