Samar-samar suara tangis masuk ke indra pendengaran Ibram, akhirnya ia membukan kedua matanya walau sebenarnya kantuk masih saja menguasainya. Ibram mengernyit, melihat Jennifer yang menangis di bibir ranjang sambil memeluk salah satu tangannya dengan tangannya yang lain. Namun, sebuah pemikiran jika wanita itu tengah terluka membuat Ibram dengan segera bangkit dan bertanya, “Ada apa? Apakah ada sesuatu yang membuatmu terluka?” Suara panik dari pria tersebut membuat Jennifer menghentikan tangisannya. Ia melihat ke arah Ibram dengan tatapan yang sangat sinis. Mengapa pemandangan di pagi harinya harus Ibram yang tampan dan juga ... gagah— Tidak, tidak! Jennifer langsung menggelengkan kepalanya guna menyingkirkan pemikirannya yang terlalu baik perihal suaminya. Seharusnya, yang Jennifer pi