"Piu, touch me here." Clara mengarahkan tangan Zio ke arah selangkangannya. Mata Zio melebar, tak menyangka kalau kegilaan Clara ternyata belum mencapai batasnya kemarin. Dia bukannya tak ingin mengikuti keinginan Clara, tapi wanita itu memang sudah gila. "We can't do it here, Miu." Zio mencoba memberikan pengertian dengan berbisik ke telinga Clara. "Ini di tempat umum, kamu gila, Miu?" Clara menyesap frappuchino miiliknya dengan gerakan bibir sensual. "Loh, katanya lo bakaln nurutin semua keinginan gue, Piu?" "Then, let's move and find some place privat, so i can f**k you deeply. Supaya aku bisa memuaskanmu." Zio masih berbisik. Suaranya berat dan setengah menggeram. Zio sebenarnya kesal. Ia sama sekali tak menyangka kalau Clara bisa melakukan hal ini padanya. Tetapi ia sekarang sama

