Tubuh Arion seketika jatuh tersungkur ke dalam pelukan Alana, Sementara Alana menangis seraya menutup mulutnya saat melihat darah Arion yang mengotori tangannya. Alana segera meletakkan kepala Arion di pangkuannya. “Kenapa? Kenapa kamu ngorbanin nyawamu sendiri buat nolongin aku? Gimana kalo nanti terjadi sesuatu sama? Gimana?!” teriak Alana seraya terisak-isak. Tanpa memperdulikan rasa sakitnya. Arion membelai wajah Alana seraya menghapus air matanya. Arion tersenyum kecil. “Ssttt liat aku Alana ... aku baik-baik aja, jangan nangis, ” ucap Arion seraya tersenyum manis. “Aku senang bisa melindungimu.” Sebelum akhirnya tangan Arion terkulai lemas dan matanya terpejam. Alana semakin panik, dia menangis seraya terus memanggil-manggil namanya berharap Arion membuka matanya. “Nggak!