“Ini kenapa malah aku yang disalahkan terus!” Melisa mulai kesal. “Hei! Kalau kerja bisa nggak sih profesional sedikit?!” Tanya Leebin seraya berkacak pinggang, berkali-kali pria itu menyibakkan rambutnya ke belakang keningnya. Dia melihat hasil jepretan kameranya tak satu pun gadis itu bisa menatap layar kamera dengan tatapan fokus. Melisa sendiri juga merasa bingung, sejak menjadi model baru kali ini dia menemukan fotografer super cerewet sepertinya. “Kalau tiga puluh menit lagi masih begini, kita break saja! Tunda.” Serunya pada Melisa. Melisa semakin geram, wanita itu kembali berpose. Entah kenapa kali ini Leebin tidak lagi meneriaki dirinya. “Okay! Sudah!” Leebin mengangkat tangan kanannya. Semua kru ikut bernapas lega, sejak siang hingga larut malam acara tersebut baru sele