“Jadwalku.. ada di ponselku. Asistenmu sudah mengirimkannya.” Melisa perlahan melepaskan gagang pintu dari genggaman tangannya, wanita itu melangkah mundur membiarkan Leebin masuk ke dalam kamarnya. “Mana ponselnya?” Leebin melangkah mendekat dengan bibir tersenyum manis. “Jangan mendorongku..” Melisa melengos ke samping, terpaksa menahan dadanya menggunakan kedua telapak tangannya. “Kamu bahkan lupa di mana meletakkannya? Bagaimana bisa melihat jadwalmu esok hari?” Sindir pria itu seraya menggenggam kedua pergelangan tangan Melisa, menarik turun dari dadanya untuk menyingkirkan celah dari kedua tubuh mereka berdua. “Selalu saja begini!” Keluh Melisa padanya. “Apa yang kamu inginkan?” Tanya Melisa dengan nada kaku. “Kamu mengambil celah dariku, aku bisa merasakannya.” Melisa men