“Baiklah, aku akan menikmati makan malam sekarang.” Derent berjalan menuju ke meja makan. Erlin mengukir senyum, wanita itu sangat senang lantaran Derent bersedia makan malam bersama dengannya. Melihat Derent menikmati makan malamnya dengan lahap, Erlin juga ikut menyuap ke dalam mulutnya.
“Mr!” Erlin meringis sambil memuntahkan kembali tumisan sayur dari dalam mulutnya.
Derent hanya tergelak melihat Erlin tidak menyukai rasa masakannya sendiri.
“Kenapa? Ini makanan buatanmu, kamu tidak ingin memakannya?” Tanya Derent sambil meneguk air dari dalam gelasnya. Pria itu sudah meletakkan garpu serta sendok dari genggaman tangannya lalu menopang pipinya sambil menatap ke arah Erlin yang kini sibuk mencicipi aneka tumisan yang dibuat oleh dirinya sendiri.
“Asin, hambar, dan ini terlalu pahi
