Keesokan harinya. Di rumah sakit. Pramuditya sudah duduk disamping tempat tidur Andara dan dia juga sudah bisa duduk dengan benar, karena kondisinya sudah semakin baik. Keduanya pun tertawa bersama dan Pramuditya terus menggenggam erat tangan Andara tanpa mau melepaskannya lagi. Seolah-olah, dia benar-benar takut untuk kehilangannya lagi. "Dara, aku masih tidak menyangka. Jika aku masih bisa bertemu kamu lagi. Karena, aku pikir jika semua ini seperti mimpi dan … jika ini semua adalah mimpi, aku tidak mau bangun lagi," ucap Pramuditya, dia pun mengecup punggung tangan Andara dan tersenyum lembut kearahnya. "Mas Pram. Aku minta maaf, karena aku … mas Pram harus menanggung semuanya dan karena aku juga, pasti pesta pernikahan itu hancur ya?" Ucap Andara, dia menundukkan kepalanya dan dia

