'Ya Tuhan, apa aku hidup hanya untuk menjadi incaran kematian mereka yang bahkan aku tidak tau di mana letak kesalahanku,' Jeslyn menggumam dalam hati, memijit pelipisnya yang terasa begitu sakit, terlalu banyak kejadian menyakitkan hari ini, dia benar-benar lelah dengan semuanya, namun dia harus berjuang untuk hidup, untuk bayinya. Lalu ingatannya kembali teringat pada ucapan ambigu Audrey saat menariknya keluar dari taksi tadi. Membuatnya membuka mata dan menatap penuh tanya pada wanita itu. "Apa maksud ucapanmu dengan saudara tadi?" Sekali lagi pertanyaan Jeslyn membuat Audrey tertawa keras, menatap tajam pada Jeslyn sebelum kembali fokus pada kemudi dan mengabaikan Jeslyn yang menutut jawab. Jeslyn memilih diam, menyesal tidak membawa ponselnya tadi, dia lebih memilih memejamkan mat