Satu minggu berlalu, tepatnya setelah Maureen tinggal bersama Barry dalam satu atap yang sama. Tidak ada yang terjadi di antara mereka berdua, semua kehidupan berjalan normal bahkan karena terlalu normal membuat Maureen merasa sedikit tidak nyaman. Setiap pagi tepatnya pukul tujuh, samar-samar terdengar Barry keluar dari kamarnya. Lelaki itu sudah dalam keadaan siap hendak berangkat ke kantor. Sebelum meninggalkan rumah, ia menyempatkan diri minum kopi atau sekedar menikmati selembar roti tanpa selai yang menjadi kebiasaannya sejak dulu. Hal itu dilakukan Barry setiap pagi dan menjadi tontonan Maureen di balik celah pintu yang sengaja ia buka untuk melihat kegiatan Barry setiap paginya. Entah mengapa ia merasa harus melihat kegiatan lelaki itu setiap paginya, jika tidak maka ia merasa ada