Tepat pukul dua belas siang, Bagas kedatangan seorang tamu di kantornya. Bukan tamu istimewa, tapi tamu yang cukup asing karena tidak biadanya ia datang meski mereka berada dalam satu naungan perusahaan yang sama. Orang tersebut adalah Bagas. Kakak sekaligus suami dari Titan, mantan pacarnya itu datang menemui Barry dan mengajaknya makan siang bersama. Sebuah kejadian langka, mengingat hubungan mereka memang belum terlalu akrab meski saat ini Barry maupun Bagas sudah mulai menerima satu sana lain sebagai saudara. "Tumben, ada apa?" Tanya Barry begitu keduanya berada di sebuah restoran tak jauh dari area kantor. Bagas tidak mungkin datang tanpa tujuan, dia bukan tipe saudara yang bersikap manis dengan mengajak adiknya hangout bersama atau sekedar makan siang bersama seperti yang mer