Aretha sama sekali tidak berniat untuk membalas ciuman Alfatih. Dia memilih untuk menutup rapat mulutnya sedemikian rupa. Namun sialnya, Alfatih menggodanya dengan begitu lembut sehingga ia pun lama kelamaan tak bisa menahan diri dan turut membalas ciuman pria itu. Apakah Alfatih akan selalu menghukum kecerewetannya dengan cara seperti ini? Tanya Aretha dalam hati. Apakah hukuman ini hanya menguntungkan Alfatih, atau sebenarnya menguntungkan juga untuknya? Toh mau tak mau Aretha harus akui kalau dia juga menikmatinya. Menyadari hal itu membuat pikiran waras Aretha kembali. Matanya terbuka dan kedua tangannya mendorong d**a Alfatih dengan cukup kuat sehingga pria yang sebelumnya masih terlena dengan pergulatan bibir mereka itu terhuyung selangkah ke belakang. Namun alih-alih marah denga