Arimbi meringis saat Ganesha membuangnya ke atas ranjang begitu saja. Ganesha ini tidak ada lembut-lembutnya sama sekali. Walaupun kemesraan ini hanya pura-pura, setidaknya jangan setidakberperasaan itu juga. Penampakan sih, panas-panas membara. Tapi kenyataannya malah pegal-pegal patah. "Tugas saya sudah selesai sekarang. Silakan kembali ke kamarmu. Saya mau beristirahat." Setelah melentik bangun dari ranjang, Ganesha berkacak pinggang. Gayanya menyerupai seorang tuan tanah yang tengah mengusir penduduk yang tidak mampu membayar sewa lahan. "Santai, Mas. Saya juga tidak kepingin lama-lama di sini." Arimbi berguling dan ikut bangkit dari ranjang. Melihat sikap seenak perut Ganesha, ia sekarang paham mengapa Menik meminta putus. Perempuan mana yang tahan setiap saat diketusi alih-al