-Assalamualaikum, Nduk.- Nada suara Pakde Raharja terdengar lembut mengalun di telepon, membuat Saki seketika merindukan sosoknya. -Waalaikumsalam, Pakde. Pakde apa kabar?- Sapa Saki yang tiba-tiba merasa terharu dengan rasa sesak yang menyeruak ke dadanya, dia teringat dengan betapa jahatnya Putri melukai kedua orang tuanya. -Alhamdulillah baik. Kamu apa kabar?- Mendengarnya membuat Saki merasakan kelegaan yang luar biasa. -Alhamdulillah Saki juga baik, Pakde. Maaf jarang menghubungi Pakde.- Saki menekan bibirnya ke dalam, seketika rasa bersalah melingkupinya, seharusnya dia yang lebih sering menelpon pakdenya lebih dulu untuk menanyakan kabar dan keadaannya, dia seperti keponakan yang tidak tau diri. -Tidak apa-apa, Nduk. Pakde tau kamu sibuk dan sudah berkeluarga.- Sela

