Entah kenapa Saki justru merasa gugup begitu tiba di rumah orang tua Dipta. Perasaannya campur aduk, mengingat semua ucapan Papa Fairuz juga Dipta yang mengatakan jika Mama Laras sudah mencintainya. “Kamu sudah disayang oleh semuanya kenapa masih gugup seperti saat pertama kali?” Dipta tersenyum lebar lalu menggenggam tangan istrinya itu dan mengajaknya masuk. “Bingung, Mas. Bagaimana aku menghadapi Mama.” Bisik Saki kikuk dan kembali membuat Dipta terkekeh. “Yang satu malu yang satu bingung. Sepertinya kalian harus dikunci di kamar supaya bisa bicara heart to heart.” Ucapan Dipta membuat Saki menggigit bibirnya dan merasa semakin gugup. “Assalamualaikum, Ma.” Sapa Saki saat melihat Laras sudah menunggunya di depan pintu, wanita paruh baya itu tersenyum hangat menyambutnya, juga me

