KAYLA mendengar suara-suara yang sangat dikenalnya. Meski suara itu samar-samar, pendengaran Kayla masih sanggup mengenali siapa saja dalam suara itu. Termasuk salah satu suara menggemaskan yang seketika menghangatkan hatinya, Kayla menduga, itu pasti Bruce. "Oh, Bruce... Jangan menganggu putri-putriku!" kali ini suara Freddy mendominasi. Kekehan kecil keluar dari bibir Freddy. Kayla tahu, Freddy pasti sedang menggoda Bruce. "Kau benar-benar kelas kepala, Penjahat kecil!" Freddy memelankan suaranya. "Persis seperti ayahmu!" Perlahan, Kayla membuka matanya. Aroma obat-obatan menusuk indra penciumannya. Cahaya silau dari lampu di ruangan itu mengurungkan niat Kayla membuka mata lebar-lebar. Lalu, yang ia rasakan selanjutnya adalah sentuhan hangat jemari Brooklyn di pipinya. "Ha