Tadi, aku iseng aja sii buat prolog ini. kebayang aja gimana nanti cerita Rizal dan JO. aku mau minta pendapat kalian. menurut kalian, haruskah kutulis? Prolog. Lima belas tahun yang lalu. Rizal duduk manis di barisan kursi penonton, menunggu ayahnya mendiskusikan sesuatu dengan seseorang. Sejak sepuluh menit yang lalu, ayahnya berdiri di sudut ruangan. Seorang pria lagi datang, pria yang usianya tidak terpaut jauh dari ayah Rizal. Pria itu ikut berdiri dan berbincang dengan ayahnya. Rizal mendesah pelan. Ia mulai bosan. Tiba-tiba, seorang gadis kecil berambut pirang menghampirinya. Gadis kecil itu duduk tepat di sebelah Rizal. Gadis itu meletakkan beberapa bungkus makanan ringan dan sebuah botol air mineral di dekat kakinya. Rizal mengamati gerak-gerik gadis kecil itu. Menur