BERHARAP

2031 Kata

Sudah terlalu lama Wiwin tak kunjung keluar. Terhitung sudah lebih dari satu jam wanita itu pergi bahkan Arunika sampai beres keliling ke warung dan juga kafenya di sana. “Mas Dimas masih sendirian, mbak Wiwin belum keluar juga?” Arunika terheran-heran. “Kenapa, ya? Di dalam pun sepi. Padahal andai orangnya ketiduran pun, paling enggak masih berisik. Karena meski sedang tidur, mbak Wiwin memang sering nglindur.” Di tempat Arunika, yang dimaksud nglindur itu mengigau. Arunika berbicara lancar tanpa sedikit pun rasa canggung, seolah semuanya memang baik-baik saja termasuk itu hubungan mereka. Kenyataan tersebut membuat Dimas berpikir, Arunika sungguh sudah memaafkannya. Namun, kenyataan Dimas yang menjadi termangu menatapnya, membuat rasa bingung sekaligus canggung itu hadir dalam diri Aru

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN