Malam makin larut berselimut keheningan dan juga rasa dingin dari hujan yang masih berlangsung. Di kedua kasur yang tergeletak di lantai dan sengaja dijejer hingga menjadi hamparan, Arunika dan dokter Arland belum tidur. Keduanya terdiam dan larut dengan pemikiran masing-masing. Arunika meringkuk di ujung kiri menghadap Bening, sementara dokter Arland masih meringkuk diapit oleh Dira dan Dika di tempat tidur sebelah. Karena ketika Bening tidak bisa tanpa Arunika, Dika dan Dira memang tidak bisa tanpa dokter Arland. Kakak beradik itu akan berebut perhatian dokter Arland. Baik itu bermanja, atau malah memanjakan dokter Arland, asal bisa mendapatkan perhatian. Bahkan meski Dimas bersama mereka, yang Dika dan Dira cari masih tetap dokter Arland. “Capek banget?” lirih dokter Arland yang kemud