Setelah kejadian pertunangan dadakan itu, kini Gabby sudah merubah statusnya menjadi tunangan Sean, dan sampai saat ini, Gabby masih belum tau jika tunangannya adalah Sean, karena kemarin yang memberikan cincin pertunangan nya melalui kakek Antoro. Dan sekarang, sudah seminggu Gabby mengurung diri dikamar karena marah sama neneknya, namun meski begitu, niat Gabby untuk membatalkan pernikahan nya tetap akan dijalankan. Saat ini, Gabby memulai kembali untuk masuk kuliah, seperti biasa, sebelum berangkat, Gabby meminta agar Moana mampir ke rumahnya dan berangkat bersama. Gabby juga masih berpamitan pada neneknya, Feli, dan Feli pun mengiyakan tanpa menaruh curiga pada Gabby. Mereka pun berangkat ke kampus bersama Moana.
saat di pertengahan jalan, tiba-tiba ada seorang kakek yang dengan nafas yang ngos-ngosan seperti orang yang sedang dikejar macan. Gabby menghentikan mobilnya dan berlari mendekati kakek tersebut.
"kakek kenapa?, tanya Gabby lembut
"itu..., itu tas saya dibawa kabur, itu." jawab kakek tua itu dengan suara yang terputus-putus sambil menuju ke arah seorang pria yang tengah berlari. Tanpa banyak tanya lagi, Gabby langsung berlari mengejar pencopet itu. Gabby terus berlari mengejar copet itu sampai dirinya mulai kecapekan, saat Gabby ingin memulai berlari lagi, tiba-tiba ada mobil yang ingin lewat dengan kecepatan tinggi, dengan segera Gabby menghadang mobil itu. Setelah Gabby melihat mobil itu berhenti, Gabby membuka pintu samping kemudi dan menarik paksa sopir itu lalu dirinya masuk menggantikan posisi sopir tersebut. Gabby langsung melajukan mobil hasil rampasan itu dengan kecepatan tinggi untuk mengejar pencopet itu, Gabby terus menghadap ke depan untuk melihat kemana pencopet itu berlari tanpa menoleh ke kursi penumpang di belakangnya.
Setelah Gabby hampir mendekati pencuri itu, Gabby langsung menancap gas mobil itu hingga menabrak pria pencopet itu, dengan segera Gabby keluar dari mobil dan berlari mendekat ke arah pencopet itu. Gabby mengambil barang milik kakek tua itu dan langsung berlari lagi ke arah mobil, masuk ke dalam mobil dan kembali menyalakan mesin mobilnya. Gabby kembali menancap gas mobil itu dengan kecepatan tinggi sama seperti saat mengejar pencuri itu. Tanpa Gabby sadari, seorang pria yang duduk di kursi penumpang mengumpat kesal, karena Gabby nyetirnya ugal-ugalan seperti pembalap saja. Entah sudah berapa kali kepala pria itu terbentur karena Gabby membawa mobilnya seperti orang mabuk. Saat Gabby membelokan mobilnya ke kanan, pria yang duduk di belakang terbentur pintu mobil dan dengan spontan nya mengumpat keras, hingga Gabby yang mendengar langsung melihat ke arah belakang melalui spion di depannya.
Chittt
Gabby langsung mengerem mendadak saat menyadari ada seseorang di dalam mobil selain dirinya, laki-laki lagi. Sean langsung menatap tajam ke arah Gabby dengan wajah garangnya yang kebetulan Gabby juga sedang menatapnya. Gabby langsung meneguk ludahnya dengan kasar saat mengenal siapa laki-laki yang tengah duduk di kursi belakang, yang artinya Gabby di temani oleh pria yang sangat menyebalkan bagi Gabby yang tak lain adalah Sean.
"Sudah puas bermain-main?," Tanya Sean dengan tampang garangnya. Gabby langsung keluar begitu saja sambil membawa barang kakek tua itu dan berlari dengan kencangnya tanpa memperdulikan Sean yang mengaduh kesakitan.
"Sial, perempuan itu lagi." Sean mengumpat kesal sambil mengelus kepala yang terbentur di pintu mobil karena ulah Gabby. Sean mengambil ponselnya dan menghubungi Fatur yang entah dimana keberadaanya, Sean tidak tahu. Yang jelas, Sean butuh dia saat ini juga.
"Tuan saya,
"Cepat ke taman x, jangan lama-lama atau aku potong gajimu sebesar 50%," ujar Sean dengan kesalnya memberi ancaman pada orang yang tidak berdosa, akibat perbuatan Gabby, Fatur yang jadi pelampiasan kemarahan Sean. Fatur langsung berlari terbirit-b***t seperti orang yang dikejar setan.
"Maaf Tuan, saya belum terlambat kan?," Dengan cepatnya Fatur masih menyempatkan untuk bertanya mengenai keterlambatan nya. Sean hanya melihat ke arah Fatur sekilas, wajah yang sudah dipenuhi oleh keringat serta nafas yang ngos-ngosan, dengan cueknya Sean mengalihkan pandangan nya dan langsung memberi perintah agar Fatur segera membawanya pergi.
"Kerumah utama, dan pastikan dulu jika kakek ada di rumah," Titah Sean. Fatur segera mengambil ponselnya dan langsung menghubungi orang-orang nya yang bertugas di rumah utama, sesuai dengan perintah Sean, Fatur menanyakan keberadaan kakek Antoro.
"Tuan Antoro ada di rumah utama Tuan, apa kita langsung kesana sekarang?," Tanya Fatur yang di jawab anggukan oleh Sean. Fatur langsung melajukan mobilnya menuju rumah utama. Tak butuh waktu lama, mereka pun sampai di rumah utama. Fatur segera membukakan pintu mobil untuk tuannya dan mempersilahkan keluar dan berjalan masuk kedalam rumah utama. Sean melangkah masuk tanpa memperdulikan para pekerja serta penjaga yang bertugas di rumah utama itu. Seperti yang dikatakan Gabby kemarin, dingin dan datar.
"Dimana kakek?," Tanya Sean pada kepala pelayan di rumah utama,
"Ada di gazebo Tuan," jawabnya. Sean langsung membawa langkah kakinya menuju gazebo dimana kakeknya berada.
Sean langsung mendaratkan bokongnya di depan Antoro.
"Selamat siang cucuku, apa yang membuatmu kesini?, Apa ada sesuatu?." Tanya Antoro,
"Aku siap menikahi gadis pilihan kakek, katakan saja kapan tanggal dan waktunya, aku sudah memutuskan untuk menikah cepat." Jawab Sean yang membuat Antoro berjingkrak kesenangan,
"Oh cucuku, kamu memang cucu paling mengerti dengan apa yang kakek tua ini inginkan. Tapi kamu tidak ada niat lain kan, kakek curiga kamu ada maksud tertentu dengan menikahi gadis itu secara tiba-tiba, apa yang kamu inginkan?," Tanya Antoro dengan memasang wajah serius,
"Aku hanya lelah, jika suatu saat tiba-tiba kakek memintaku untuk segera menikah seperti permintaan kakek kemarin untuk segera bertunangan. Jadi sudah aku pikirkan matang-matang, kalo aku sudah siap menikah." Jawab Sean lagi yang membuat kakek Antoro mengangguk mengerti. Antoro langsung mendekat dan menepuk pundak cucunya dengan lembut.
"Akan kakek katakan pada nenek Feli dulu, kakek yakin, nenek Feli pasti akan senang dengan berita ini." Ujar Antoro sambil melangkah masuk ke dalam rumah meninggalkan Sean yang tentunya bersama dengan sekertaris nya.
"Mungkin nenek Feli akan senang, tapi tidak dengan gadis itu. Hahaha, kena kau gadis sialan" ujar Sean dalam hati sambil menampakkan senyum misterius nya.
"Tuan yakin ingin menikahi gadis itu?," Tanya Fatur yang berdiri di samping Sean,
"Hem, yakin." Jawab Sean santai
"Lalu bagaimana dengan nona Paula?," Tanya Fatur lagi,
"Aku sudah putuskan selama aku menikah, aku tidak akan mengharapkan dia untuk kembali lagi," ujar Sean yang kali ini bergantian Fatur yang berjingkrak kesenangan.
"Tapi kamu jangan senang dulu, sekalipun aku tidak mengharapkan dia lagi, bukan berarti tugasmu selesai, kamu akan tetap memantaunya, karena aku tidak ingin dia sampai mengetahui pernikahan ku dengan gadis itu." Ujar Sean yang membuat Fatur seketika lemas lagi.