Kenny mengurut pelipisnya yang sedikit nyeri usai rapat bersama Mr. Tan barusan untuk membahas produk baru yang akan diiklankan bulan depan. "Capek, Ken?" Kenny menoleh ke arah sumber suara yang bertanya kepadanya barusan. Lelaki itu pun terlihat lelah seperti dirinya. Ya bisa dibilang raut wajah mereka tak jauh beda. "Iya Mas, bukan pusing lagi tapi sakit." keluh Kenny masih dengan acara mengurut pelipisnya. Lucky hanya tertawa sebentar kemudian menepuk bahu Kenny beberapa kali. "Jadi bagaimana? Mengerti bagaimana rasanya menjadi kepala keluarga dan bagian dari kantor Ayah?" "Mas Lucky ini, tanyanya malah begitu." "Hahaha... Ini risiko, Ken. Risiko menjadi bagian dari keluarga Tan. Nikmati saja alurnya." Kenny hanya mengangguk-anggukkan kepalanya paham akan maksud dari kakak kandu