27

1859 Kata

"Makanya, nggak usah jadi pahlawan kesiangan, Baal. Apalagi jadi pahlawan kepagian atau kemaleman, bahaya! Kualat kan?" Begitu omelan Mama sejak kemarin sore sampai pagi ini. Mama seperti menaruh dendam kesumat padaku. Aku rasa itu karena aku sudah membuat sepeda motor yang biasa aku pakai gantian dengan mama rusak. Nggak terlalu parah sebenarnya, hanya cakram bagian depan reyot, kedua spion hancur berkeping-keping dan setirnya stuck miring kiri. Belum lagi, handphoneku layarnya retak, udah nggak bisa diselamatkan lagi. Daripada diperbaiki, papa bilang lebih baik beli yang baru. "Denger, Baal?" tanya mama sambil ngelirik aku yang sebenarnya udah masang mode sok tuli dari tadi. "Ma, Iqbaal haus!" kataku setengah merengek, niatnya mau ngebuat mama berhenti ngomel sekaligus CPM  ( Cari Pe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN