Seperti yang sudah aku janjiin kemarin, tepat jam 9 pagi aku udah ada di depan rumah Redha. Aku mau menjemputnya karena mama dan papaku memintaku ngajak Redha ke rumah. Katanya sih pengen kenalan, nggak tahu kalau mama ada maksud lain. Mudah-mudahan sih nggak ada, semaleman aku nggak tidur nyenyak gara-gara ini. Redha itu mengerikan, aku takutnya mama dan papa nggak suka. Walau sebenarnya justru bagus kalau nggak suka. Aku jadi bisa terbebas dari cewek mengerikan itu. Aku tekan bel rumah Redha dan tak lama kemudian kudengar suara langkah kaki. Pintu terbuka dan kulihat seorang bidadari berdiri di depanku. Bidadari itu memakai dress panjang hingga di bawah lutut. Sebagian kakinya terekspos sehingga kaki putih dan cantik itu terlihat. Dia mengenakan sebuah cardigan yang kancingnya dibiarka

