Krystal menyeret koper miliknya dengan langkah berat. 06:30, ia baru saja tiba di kota kelahirannya, tersenyum pahit saat mengingat bagaimana Kai yang terlihat menyayangkan kepergiannya, di tambah sikap dingin putranya yang bahkan tidak mau mengantarnya sampai bandara. Berbeda dengan putranya, putrinya memilih untuk ikut serta dengannya, meminta izin pada Kai dengan antusias. "Bund, nanti di sini Tasya punya banyak teman kan?" Pertanyaan dari bibir mungil putrinya membuat Krystal gemas sendiri, di raihnya putrinya dalam gendongannya, meminta sopir pribadi keluarganya untuk membawakan koper miliknya. "Pasti dong, Tasya kan anak baik dan cantik" jawab Krystal yang langsung mendapat kecupan dari putrinya. "Tasya sayang bunda" kata Tasya seraya memeluk leher Krystal dengan erat. *** Dua