“Apa?! Lun, jangan becanda kamu!” Rania kaget bukan main dengan apa yang dikatakan oleh Luna. Dia tidak menyangka kalau sahabatnya itu menyimpan rahasia yang sangat besar. Luna kembali menjatuhkan badannya di atas kasur. Dia mengambil bantal dan menutupi wajahnya. Luna berteriak kencang di balik bantal. Dia seakan menyesali kepulangannya ke Indonesia karena hidupnya sangat berantakan saat ini. Melihat reaksi Luna, tampaknya yang baru saja dikatakan wanita itu benar adanya. Kini Rania malah penasaran, bagaimana Luna bisa menikah dengan kakak kelas mereka tanpa dia ketahui. Setelah menunggu beberapa saat, Luna akhirnya tenang. Rania bahkan telah membuatkan Luna minuman hangat, agar stres Luna berkurang. Tok tok tok. Sebuah ketukan di pintu membuat Rania menoleh. Dia kemudian segera me