“Darimana saja kamu?” Tanya sebuah suara yang sangat dia kenal. Ingin rasanya Kinanti mengangkat wajahnya dan menyapa orang yang dulu kerap menemaninnya dalam segala hal, agar bisa tinggal di rumah mewah milik keluarganya. Ingin rasanya Kinanti menyapa dan bertanya, adakah sedikit saja rasa sesal di hatinya, telah membuatnya celaka. Atau, adakah rasa sedih, karena telah menyakitinya? Banyak pertanyaan lain yang sebenarnya ingin Kinanti ajukan pada wanita itu. Pertanyaan yang membuat seluruh sesak di dad4anya menghilang. Pertanyaan tentang mengapa mereka sekejam itu dalam memperlakukannya. Dan bagaimana kerasnya hidup yang harus dia lalui setelah semua yang dia lakukan. Tapi, Kinanti kembali meredam semua pertanyaan itu jauh di lubuk hatinya. Dia memilih untuk menyimpan segudang pertanyaan

