"Apa kau sudah siap?" sebuah tangan menggenggam tangan Hana lembut. Mata serius ia lontarkan sebagai bentuk kecemasan. Hana melihat semua itu, merasakan kecemasan itu. Betapa baik dan perhatiannya pria ini padanya. "Ya!" jawab Hana gugup. Dia harus kuat melawan rasa sayang dan cintanya pada Ziko, membuktikan pada pria kejam itu jika ia bisa berdiri di atas kakinya sendiri. Mendapatkan uang itu tanpa harus melempar tubuhnya ke kasur pria itu. Ya, setelah pertemuannya tadi pagi bersama Ziko, Hana sudah siap menjalankan misi ini. Misi kepura-puraan menjadi istri dari Dokter Galvin. Awalnya Hana terus berfikir ulang, haruskah dia melakukan ini dan berfikir bagaimana perasaan Ziko nantinya. Namun ucapan dan sikap Ziko tadi, memaksananya untuk tetap menjalankan. "Tuan," cicit Hana kecil.