Math menatap Sarah yang tampak sangat polos di hadapan pintu kamar hotel itu , Ia menghembuskan nafasnya yang berat sambil masuk ke dalam kamar
" Math " Suara Sarah yang lembut membuat Math merasa sedikit bersalah , namun disisi lain ia sangat ingin menghukum gadis itu . gadis yang tidak mampu ingat dengan kejadian yang sudah menghancurkan keluarga Matthew .
" Sedang apa ?" Math bertanya dengan sedikit bergetar membuat Sarah hanya menjawab dengan gelengan kepala yang kuat .
" Kenapa menaruh tangan mu seperti tadi ?" Math penasaran karna melihat tingkah sarah yang sedikit aneh
" aku bermimpi , seorang gadis berteriak pada ku dan meminta ku untuk terus berlari tanpa memperdulikan nya , Namun aku malah turun untuk mendekatinya hingga seorang mendorong ku jatuh ke dalam ruangan gelap " Ucap Sarah berkata dengan wajah polos membuat Math melirik ke arahnya dengan semakin pemasaran .
" kau ingat wajah gadis itu ?" math mendekati Sarah dengan wajah penuh harap
" terlalu gelap untuk melihat Math " Jawab Sarah tidak bisa menjelaskan lebih detile mimpi yang mulai menghantui nya , sebuah potongan dari kematian Eve yang singkat dan tidak ia ketahui .
" Kau bisa ikut dengan ku nanti malam ?" Tanya Math mencoba bersikap baik sesuai dengan perintah profesor yang baru saja ia temui .
" Hm.. kemana ? " Sarah melirik ke arah Math yang tampak ragu untuk menyebutkan kemana mereka akan pergi nanti .
" bisakah kau ikut tanpa bertanya ?"
Suara dingin math hanya di sambut dengan leguhan nafas ringan Sarah dan senyuman kecil nya.
" Bagaimana bisa kau tetap tersenyum di bawah penderitaan yang aku lakukan pada mu , Sarah ?"
Math membatin dan menundukkan kepala nya yang terasa berat .
" Jika kau tidak terbukti , Aku akan menceraikan mu , Kau bisa kembali ke dunia mu nanti Sarah "
Mendengar ucapan Math , Sarah malah merasa sedih , Ia merasakan perasaan cintanya yang semakin besar walaupun Ia kerap menerima siksaan dari suaminya itu . Ia tidak pernah bisa membenci Math ,karna sejak ia sadar dari komanya pria itulah yang ia lihat , pria itu yang memberinya kehidupan , pria yang lembut dengan sorot mata biru nya walaupun ia sekarang berubah menjadi serigala yang siap menerkamnya kapanpun .
" Sarah .. " Panggil Math saat melihat air mata gadis itu mengalir di pipi mulusnya .
" Apa Sarah tidak bisa tetap disisimu , Math ?"
Sarah melihat ke arah Math yang menelan saliva sekuat tenaga mendengar suara parau Sarah .
" tidak Sarah , Aku tidak akan bisa memaafkan diriku kalau kau tidak terbukti bersalah "
Batin math melihat Sarah yang polos dan lembut .
Math terkejut saat suara ponselnya bergetar di balik jasanya . Ia melihat nama sahabat nya yang menyebalkan di layar ponselnya itu .
Math meninggalkan Sarah tanpa bicara terlebih dahulu pada Sarah Untuk mengangkat telpon dari Andy .
" Ada apa ?"
" Math , Kau Sedang di Paris ? "
Andy bertanya padanya membuat dirinya hanya menjawab dengan kata " Hm "
" Bersama Sarah ? Wah tampaknya kau jadi jatuh cinta dengan nya kembali " Andy tertawa untuk menggoda sahabat nya yang selalu dingin terhadapnya sejak kematian Eve . Ia bahkan tidak punya lagi waktu untuk bersenda gurau seperti dulu .
" Memangnya apa urusan mu ? "
Math menjawab dengan ketus membuat Andy sedikit tersinggung sekarang
" Ya , baiklah aku hanya ingin memberitahu mu , tadi polisi datang ke kantor mu katanya kau membuka kasus Eve kembali ? "
Andy menerangkan kejadian yang terjadi tadi siang dan membuat semua kantor heboh karna beberapa polisi datang untuk mencari nya .
"Mereka seperti orang ketakutan saja"
Math tersenyum dingin , Ia baru saja mengumumkan untuk membuka kembali Kasus Eve namun kenapa polisi itu langsung mendatangi nya kekantor .
" Math " Sarah memanggilnya tiba-tiba disaat ia sedang menelpon .
" Ada apa sarah ?" Math melihat wajah pucat sarah , Ia memegang erat perutnya yang terasa melilit sakit .
" Perut sarah sakit " Gadis itu tampak lemah dan memegang erat perutnya yang ramping .
Math langsung mematikan ponselnya untuk mendekati Sarah dan memijat perut Sarah dengan pelan .
" kita ke dokter " Math panik dan mengangkat tubuh lemas Sarah . Ia menggendong Sarah dengan erat sambil melihat wajah Sarah yang sangat pucat pasi .
Ia meletakkan tubuh sarah di sandaran mobilnya dan melaju ke arah rumah sakit terdekat .
" Dia sangat panas "
Math memegang kening Sarah yang rasanya seperti terbakar membuat ia semakin khawatir terhadap keadaan Sarah yang tampak sekarat .
_________________
Math setia menatap wajah sarah yang masih terbaring tidak sadarkan diri , Ia sangat konyol karna meninggalkan Sarah tanpa memberinya makan sesuap pun , Ia merasa sangat kejam melihat gadis itu jatuh sakit seperti ini .
Math bergeser saat melihat Sarah membuka matanya yang indah .
" Kau sudah baikan ?" Math langsung menanyakan keadaan Sarah yang tampak tidak sehat di hadapan nya sekarang
Sarah menggeleng pelan ia hanya ingin jujur kalau Sarah sedang merasa tidak baik , Kalau sekarang Ia ingin istirahat yang panjang .
" maaf " Math pertama kali mengeluarkan kata yang tabu di bibirnya . Seumur hidupnya Math hampir tidak pernah mengucapkan kata maaf untuk siapapun .
Sarah hanya diam sambil menutup mata nya yang terasa berat .
" Aku lapar "
Gadis itu kembali melihat ke arah Math dengan tatapan penuh harap .
" Aku sudah memesan makan tunggulah sebentar lagi " Math menyentuh kening Sarah yang terasa basah karna keringat nya sembari melihat wajah sarah dengan teliti
" Sarah tidak mau cerai "
Tiba-tiba saja Sarah bicara dengan berani tentang keputusan nya kalau dia tidak ingin bercerai dengan Math
" Jangan fikirkan hal yang tidak penting , Fokus pada kesehatan mu "
Math melihat ke arah pintu dan meneliti sosok pria setengah baya masuk ke dalam ruangan untuk mengantar makanan .
Sarah langsung tersenyum senang saat melihat makanannya datang hingga dengan susah payah ia duduk di meja pesakitan nya .
" Aku akan menyuapimu " Math membuka makanan dan meletakkan nya di hadapan Sarah
" Ngak , Sarah bisa sendiri "
Gadis itu menolak karna tidak ingin bergantung pada Math mengingat suaminya itu akan menceraikan dirinya kalau Ia tidak terbukti bersalah .
" Buka mulut mu sarah "
Suara pelan dan lembut dari Math membuatnya menurut , Ia makan dengan lahap walaupun kondisi tubuhnya tidak memungkinkan ,Rasa lapar yang ia tahan rasanya tidak membuat Sarah merasa sungkan untuk menerima suapan dari Math yang tersenyum kecil .
" Aku berharap bukan kau pelakunya sarah agar aku bisa merasakan apa yang sudah kau rasakan " Math membatin sambil menelan salivanya yang terasa sangkut di tenggorokannya sejak tadi .