"Apa kamu waras? Aku harus menemuinya? Menanyakan soal itu? Bisa jadi saat melihatnya emosiku terpancing duluan. Dia berani melukai ayahku!!!" Aksa bicara dengan keras. Maha tertawa, "Siapa lagi? Aku sangat yakin, dia akan terbuka padamu! Apalagi kalau rencana itu berdampak jelek padamu." "Kenapa kamu bisa seyakin itu?" Aksa ingin tahu. "Saat di Singapura, untuk apa dia mengikuti pergerakan Fabian atau Nareswara? Dan dia pergi, saat kamu pergi. Aku sudah cek tanggal keberangkatan dan kepulangannya di imigrasi. Selain itu, kamu bilang sendiri, Inez sebelumnya masuk kerja bukan? Tapi saat kamu pergi, dia izin pulang cepat dan besoknya datang siang. Instingku mengatakan, dia tahu sesuatu," Maha menatap sahabatnya. "Bro, ini persoalan penting. Kalau sampai Nareswara ada niat jelek pada