Malika menatap Maha, lalu matanya menatap cincin itu… Ia sedikit ragu. Apa memang ini waktunya ia kembali mengikat diri dengan seorang laki-laki? “Cepat Al.. Putuskan! Kamu membuatku tak menentu..” Maha terus memperhatikan Malika. Ia tak sabar menunggu apa yang akan Malika lakukan. Apa pilihan kekasihnya? Malika memasukkan cincin itu ke dalam kotaknya, dan kembali menyimpannya di dalam saku jaket Maha. Maha kecewa.. Ia menunduk. Tak ingin menatap mata Malika. Tapi, ia tahu kalau matanya berkaca-kaca. Maha merasakan kemungkinan besar, ia akan menangis sedih.. “Kenapa kamu seperti mau menangis. Maha, ternyata kamu cengeng. Tadi, dengan gagah berani kamu bilang akan menerima apapun pilihanku, apapun keputusanku. Tapi, kenapa kamu berkaca-kaca seperti itu..?” Malika mencoba me