117. Bunga Edelweiss

1847 Kata

Sejujurnya Elmeera seperti kehilangan arah, dia pun memutuskan untuk ke rumah Fadia sang tante yang menurutnya bisa menjelaskan semuanya secara gamblang. Ketika dia tiba di rumah Fadia, waktu makan malam sudah berakhir, namun keluarga itu masih duduk di ruang makan tanpa berniat menyentuh makannya. “Bu, ada Non Elmeera,” ucap kepala pelayan. Fadia yang matanya tampak menahan air mata itu segera terperanjat, Airy dan Faine yang belum mendapat penjelasan apa-apa itu hanya terdiam melihat wajah ibunya yang sedih. Afsheen sesekali menarik napas panjang. “Elmeera,” ucap Fadia mengulang perkataan sang kepala pelayan, dia pun bergegas ke ruang depan tampak keponakannya itu terpaku dengan tubuh yang lelah, sorot matanya terlihat begitu menyedihkan dan kelopak matanya bengkak karena terlalu banya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN