Acara yang dimulai pukul sembilan pagi berlangsung hingga menjelang sholat dhuhur. Segala menu masakan dan kue yang dipesan Nirmala dari restoran ternama terhidang di meja besar yang berada di tepi kiri ruang tamu. "Xavier, mau ikut Papa, nggak?" Brian menghulurkan tangan pada putranya yang berada di gendongan Nirmala. Bocah itu dengan gembira menyambut huluran tangan Brian. "Lekas bikin anak lagi, Nir. Biar Xavier tinggal sama aku." Suara lirih dengan nada berat Brian membuat Nirmala berdecak jengkel. "Enak aja ngomong. Lupa ya, dulu pernah membuang kami. Kamu aja yang buruan nikah." Brian tidak berani lagi bicara, ia hanya menatap Nirmala. Perempuan memang susah lupa dengan sesuatu yang telah menyakitinya. Untung saja pembicaraan itu tidak terdengar oleh kerabat yang lain. Tapi tan