"Saya terima nikah dan kawinnya Buana Amalthea binti ...." Telah Bumi sebutkan rangkaian kata itu dalam sekali tarikan napas, dengan sorot mata tertuju tepat di wajah sosok yang tangannya sedang dia jabat. Ah, ya ... Bumi menikah. Di bawah tenda yang sama, keluarga Semesta menyaksikan akadnya, termasuk keluarga Kesebelasan di sana, yakni keluarga Bumi dari pihak Nenek Ainara. [Iya, saya mau nikah. Kamu datang, ya.] Demikian balasan Bumi untuk pesan yang kapan hari dikirim Bianca. Sosok anak gadisnya Om Badai, duduk di salah satu kursi hadirin. Turut menyaksikan pernikahan Bumi di sana, dengan sorot mata benci kepada Nia dan Gio yang juga datang bersama. Iya, benci. Perasaan itu tidak bisa dihindari ternyata, bahkan jadi ikut tidak suka juga pada keluarga Om Gempa. Apalagi Bumi tam