Bumi menyesap dengan khidmat zat adiktifnya, lalu dia embuskan, mengeluarkan kepulan asap. Pagi itu. Di luar. Sendirian. Mendatangi warung yang menjual rokok, tentu saja. Bumi menatap jalanan, lalu lalang kendaraan. Sejak kapan, ya, dia di sini? Bumi menatap jam di tangan, lalu mematikan rokoknya, dia buang kemudian. Lantas, melenggang dari tempat itu. Sedangkan, di kamar. Buana melenguh, meringis sakit, yang lalu matanya terbuka, mengerjap-ngerjap lamban. Meraba sisi tempat tidurnya, mencari pria yang semalam telah mengklaimnya dengan pasti. Yeah ... Buana benar-benar dimesrai. Tapi, ke mana Bumi? Buana bangkit terduduk, melihat kanan dan kiri ... nihil. "Abang?" Sepi. Buana lantas beranjak, meringis tak sedap di area inti tubuhnya, asing sekali, rasanya seperti masih ada Bumi