93 || Jilid 2: Tatapan Badai

1616 Kata

"Papa!" Bianca memejam. Erat sekali. Kala di mana tangan papa melayang tinggi menuju pipinya, selepas Bianca paparkan semua terkait kanakalan diri, meski tak lantas mendarat di pipi sebab ternyata ... teriakan Mama Una sukses menahan tamparan dari papa untuknya. "Udah, Pa ... udah!" Mama menangis, Bianca melihatnya. Pun, mata Bianca ikut berkaca. Dia melirihkan maaf, sungguh Bianca menyesal. Yang lalu mama tergopoh menghampiri, memeluknya. Menangis bersama. Demi apa pun, hati Bianca perih sekali. Mamanya terluka, mama telah dia buat kecewa, padahal mama begitu sayang padanya. Membuat Bianca tergugu di situ, menangis kencang, lepas semua ... bak anak kecil lagi. Sungguh, d**a Badai kembang kempis menahan emosi, juga menahan sesak dan pedihnya. Panas mata melihat Bianca dipeluk erat ol

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN