Bab 22 Makin Sakit Hati

1261 Kata

Namun, kebekuan itu hanya sedetik. Wajah Elang berubah dalam sekejap, dari keterkejutan menjadi tatapan penuh kecurigaan. Tanpa memberikan kesempatan bagi Elenora untuk menghindar, pria itu langsung melangkah masuk ke dalam lift, meraih pergelangan tangannya dengan kuat sebelum pintu lift kembali tertutup. "Apa yang kau lakukan di sini?" suara Elang rendah namun tegas, nyaris seperti gertakan. Elenora meringis menahan sakit akibat cekalan kuat di pergelangan tangannya. "Lepaskan!" Ia berusaha menarik tangannya, tapi cengkeraman pria itu terlalu kuat. "Jangan mengelak," desis Elang, matanya menyipit tajam. "Kau datang menemui Ayahku, kan? Untuk apa? Apa yang kalian bicarakan?" Elenora mengepalkan tangan. "Itu bukan urusanmu." Elang tertawa sinis. "Bukan urusanku?" Ia semakin mendekat,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN