Pasrah Mengikuti Permainan

1824 Kata

Daffin masih setia duduk di kursi putarnya di kantor.  Pandangannya fokus ke ponsel, menatap foto Nona. Ia baru saja mengecek email, kemudian terakhir mencari nomer kontak seseorang. Namun belum sempat nomer kontak yang dia cari ditemukan, jempolnya entah kenapa malah membuka galeri dan menatap foto Nona yang sedang tertidur. “Astaga! Bod*h!” Daffin mengumpat merasa dirinya mendadak bod*h, kenapa pikirannya terus saja tertuju kepada Nona? Ia tidak bisa mengendalikan perasaannya sendiri. Pintu terbuka.  Daffin mengangkat wajah menatap Aldo yang berdiri di ambang pintu memegangi handle. “Eh, maaf. Aku lupa mengetuk pintu. Kupikir kau sudah pulang.” Aldo keluar dan menutup pintu. Detik berikutnya Aldo mengetuk pintu, lalu kembali membuka pintu tersebut. Ia tersenyum lebar. Daffin diam sa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN