Kinanti memegang gelas plastik yang ia bawa dari rumah dengan berisi s**u hamil yang memang sengaja ia seduh dan belum sempat diminum. Kinanti bangun kesiangan karena ia terlalu serius menonton acara favoritnya tadi malam hingga tidur pada pukul dua dini hari. Langkah kaki wanita itu terhenti ketika mendengar suara bisik-bisik yang menyebutkan namanya. "Kalau gue jadi Kinanti lebih baik gue mati deh. Mendingan gue mundur daripada saingan sama Bu Renata. Dari segi manapun juga Bu Renata yang menang." "Gue setuju dengan apa yang lo bilang. Lagian Kinanti itu juga nggak sadar diri, kalau dia itu nggak cocok buat Pak Arveno." "Cocokkan juga Pak Arveno dengan Bu Renata. Dari segi keluarga juga sederajat. Lo lihat aja Kinanti, keluarganya aja asal-usulnya nggak jelas. Kalau bukan karena

