Alexa menatap berkas yang sudah dikerjakannya sejak pagi tadi kini teronggok tak berdaya di atas meja. Tatapan gadis itu kemudian tertuju pada pelaku yang sudah membuatnya mengerjakan segala sesuatu dengan sepenuh hati namun dihempaskan begitu saja, membuat Alexa ingin sekali mengunyah isi otak pria di hadapannya ini. Andai saja, jika pria ini bukan atasannya, mungkin Alexa akan dengan senang hati berteriak dan mengatakan padanya dengan suara nyaring jika ini adalah pekerjaan yang sudah dibuatnya dengan susah payah. "Tuan Felix, apakah kau yakin tidak ada satupun dari pekerjaanku yang benar menurutmu? Apa ini caramu untuk membalas dendam atas apa yang aku ceritakan pada teman-temanku tadi?" Alexa bertanya secara terang-terangan. Kepalanya miring ke samping menata Felix tanpa rasa tak

