Malam hari ketika pulang dari menguping di rumah kepala desa, Austin merasa semakin tidak tenang. Ia khawatir, orang jahat akan kembali ke desanya untuk mencari tumbal. Tumbal, kata itu yang terlontar dari Austin ketika menggambarkan para korban. Tumbal yang digunakan sebagai bahan pertaruhan antara kepala desa dan Foxy. Ketika makan malam bersama keluarganya, selera makannya hilang. Ia bahkan tidak sanggup mengambil sesendok sup jagung yang ada di hadapannya. Orang tuanya yang bingung, menegur Austin dan bertanya kepadanya. Sayangnya, Austin tidak memiliki keberanian untuk berbicara yang sebenarnya. Selain takut tidak ada orang yang percaya, Austin juga takut para penjahat akan datang ke rumahnya dan ia menjadi korban selanjutnya. Austin mematung di meja makan ketika mendengar teriakan