Tidurku terusik dengan sebuah lengan kekar yang memelukku dari belakang tubuh ini. Tangan kekar yang membuatku merasakan kehangatan dan juga kenyaman. Aku ingin tahu siapa yang kini memelukku. Apakah Restu? Mata ini sulit sekali aku buka. Memiih mengubah posisi tidurku dan memutarnya hingga tercium oleh indera penciumanku aroma parfum yang sangat familiar olehku. Siapa lagi jika bukan Restu? Ternyata dia datang. Aku tersenyum kecil mendongak menatapnya dengan mata yang hanya berhasil sedikit aku buka. Dalam hati aku tersenyum senang mendapati kehadrannya dan memilih melingkarkan tangan di pinggangnya. Kepala ini mengendus aroma keringat bercampur parfum yang menguar dari tubuh Restu. Bahkan aku tidak mempermasalahkan ketika hidung ini menyentuh serta menempel pada kulit dadanya. Justru hal