Aku terbangun oleh ciuman di keningku. Kubuka mataku yang masih setengah mengantuk dan melihat wajah Ian yang tersenyum tapi tampak kelelahan duduk di sisi ranjangku. “Sorry aku membangunkanmu.” Ucapnya. Aku menggelengkan kepalaku dan bangkit duduk. “Jam berapa ini? Kau terlihat belum tidur semalaman.” “Jam 7 pagi. Aku mengambil pesawat malam jadi bisa sampai di sini pagi. Maaf orang tuaku tiba tiba datang tanpa kabar.” Ucapnya sambil berdiri dan melepaskan kemeja yang di kenakannya. Kemudian berdiri membelakangiku mencari baju ganti dalam lemarinya. Sementara aku hanya bisa melotot diatas kasur menatap punggungnya yang berotot dari belakang. Memikirkan rasanya menyentuh tubuh kekarnya, tanpa sadar bahwa otak kami masih terhubung. ‘Kyra!’ sentaknya di dalam benakku. “Hah??” Pria i