Tidak seperti pagi biasanya, kali ini Vina tidak datang ke apartemen Sean. Ia langsung berangkat ke kantor tanpa mau peduli bagaimana keadaan pria itu. "Gak papa kok sekali saja, lagian gue bukan babby sitter dia ini." Vina turun dari busway, ia terus bergumam meyakinkan diri kalau tindakannya benar. "Tapi ... apa gak apa-apa ya?" Vina berhenti melangkah kembali kepikiran dengan bosnya. "Aish, dia bisa beli sarapan di luar. Kenapa gue jadi pusing mikirin dia si?" Vina mengibaskan tangannya, berusaha menghempas kekhawatirannya. Saat Vina melangkahkan kaki di kantor, atmosfirnya jadi berubah seperti di dalam tungku api. Panas dan bikin gerah! Vina berusaha mengabaikan tatapan sinis yang mencemooh dirinya, menulikan pendengaran dari mereka yang selalu bergibah tentang dirinya. Vina mengh