“Mama! Mama!” seru Pak Matthias yang kian panik. Devanno terkesiap. Ia segera berusaha bangun dan mendekati Papa serta Mamanya. Pak Matthias melotot ke arah Devanno, dan meneriakinya, “Kenapa malah diam? Suruh Wawan siapkan mobil! Atau telepon ambulance, cepat!” Devanno tersentak. Dia merasa sangat bersalah. “Bakal kelamaan kalau nunggu ambulance, Pa. Deva suruh Wawan menyiapkan mobil Pa. Kita bawa Mama ke rumah sakit sekarang juga