“Dev..,” panggil Marshanda. Devanno gugup. “Eng..., iya, Sayang,” sahut Devanno. Ingin mulut Marshanda menuntut penjelasan, dengan siapa Devanno saat ini, namun ditelannya kembali keinginan itu. ‘Siapapun Cewek itu, aku nggak yakin Deva enggak gelagepan saat menjawab. Kenapa dia begini sih ke aku? Selama ini, bahkan saat kamu berjauhanpun, aku mengenal dia sebagai seseorang yang setia. Atau jangan-jangan..., sekarang mataku tengah dicelikkan? Ya, jangan-jangan ini sisi lain Deva,’ batin Marshanda. “Ibu mempercepat keberangkatannya ke Jakarta. Stella sudah merengek terus, soalnya, minta ditemani. Daripada dia nggak doyan makan, kata Ibu. Kasihan nanti, nggak baik untuk perkembangan janin ya