Apa yang Diputuskan oleh Astin. ....... Anak remaja laki-laki yang hanya memiliki satu buah bola mata tersisa di rongganya itu tidak akan memakan waktu lama. ”Hanya” untuk memutuskan jawaban dari penawaran yang diberikan oleh Dokter Emir padanya. Yang sebenarnya tidak pakai berpikir juga sudah sangatlah menggiurkan. Walau tidak memakan waktu lama juga. Ia tetap saja merasa harus untuk melewati suatu pemikiran serta pertimbangan matang. Serta mendalam menyangkut hal yang sangat serius ini. Masalahnya di sini adalah apa yang dipertaruhkan pada keputusan finalnya bukan hanya masa depan impian. Untuk menjadi seorang tenaga ahli di bidang kedokteran bedah mayat alias forensik. Namun, juga kehidupan. Nyawa. Keselamatan, mennn. Ia benar-benar tidak asal ucap saja. Saat memperingatkan sahabatn