Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Zein kau mau berjanji satu hal padaku?" tanya Mora. Seketika pertanyaan Mora membuyarkan lamunan Zein. Zein sedikit penasaran, apa yang diinginkan gadis itu. "Apa?" tanya Zein. Sesaat Mora menghela napas berat. Jika ingat kejadian di rumah orang tua Zein waktu itu, Mora jadi ketakutan sendiri. "Apapun yang terjadi kumohon jangan tinggalkan aku seperti malam itu. Aku baru mengenal keluargamu, aku juga tidak dekat dengan siapa-siapa. Jika tiba-tiba kau menghilang, aku tidak tau harus apa dan bagaimana." ujar Mora. "Memangnya aku bisa kemana Mora? Ini rumahku, aku tidak mungkin pergi saat semua orang merayakan ulang tahunku." balas Zein. Mora tersenyum lega mendengar jawaban Zein. Sekilas Zein melirik kalung berinisial huruf A yang sedang dipakai Mora. Lagi-lagi rasa bersalah mengusik