Mereka berbincang di sana, di kafe kecil di dalam supermarket tersebut. Ditemani minuman hangat dan roti khas Mesir, mereka melepas rindu.
“Aku tidak mau tahu, kau harus menceritakan perjalananmu sejak kau meninggalkan Mesir sampai kita bertemu lagi di sini!” Amirah duduk bersandar, menyilang kaki, sambil menikmati roti dengan cocolan saus.
Ayesha tersenyum dibalik niqab sambil menyeruput teh hangat yang dipesan.
“Hey! Kalau dia menceritakannya sekarang, sampai besok pagi kita masih berada di sini. Dan masuk pada jilid dua, tiga, mungkin sampai jilid empat.” Zahra tertawa pelan sambil mengunyah.
“Oke-oke, aku bingung mau bercerita dari yang mana sekarang.” Ayesha menarik napas panjang. Rasanya dia sangat bahagia sekali bisa bertemu dengan sahabat yang dulu selalu menemani susahnya sela
